Penanganan Konflik
Penulis : Mubarok, S. Sos. I  
 

a.      Problem Dengan Tetangga
Problem yang mungkin muncul di antara kita dan tetangga, baik di tempat tinggal maupun tempat bekerja. Menduduki urutan pertama dalam urutan problem yang muncul dengan tiba-tiba dan tanpa diduga sebelumnya.
Pada umumnyab orang menginginkan yang namanya kedamaian dan ketentraman dan hidup saling menghormati dengan tetangga, namun problem selalu saja muncul disebabkan oleh kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan antara mereka dengan tetangga. Penyebabnnya adalah hal sepele namun bias menyebabkan mereka bergaul dengan cara progreasif dan agresif dalam waktu yang sama.
Untuk menghindari problem dengan tetangga cara terbaik yang bias anda lakukan adalah berusaha untuk melihat perilaku mereka yang baik, bukan melihat perilaku mereka yang buruk bukalah hati anda untuk mereka dan mulailah membuka lembaran baru, jika anda berselisih dengan tetangga carilah hal-hal yang bias anda lakukan untuk memperbaiki hubungan dengan mereka. Setelah itu mulailah dari awal untuk menjalin hubungan dan berdamai dengannya. Mualilah dengan mengundang tetangga untuk makan minum teh bersama. Lalu ajaklah ia untuk menjernihkan peroalan di antara anda dengan tetangga.

b.      Menyelesaikan Masalah Dengan Toleransi
Berusaha memaafkan kesalahan orang lain adalah perangai yang mulia. Sedangkan toleransi dapat membantu anda dalam menyelesaikan masalah tanpa kekerasan mulailah dengan memakai selogan yang luar biasa “berlapang dadalah maka kalian akan berhasil”. Tidaklah penting siapa anda, tidak penting pula berapa banyak pendukung anda. Yang terpenting anda harus bersembunyi di balik tooeng lalu jadikanlah toleransi ini sebagai cara untuk menghadapi  problem dan kesulitan apa pun bentuknya.mungkin anda pernah marah, merasa menjadi korban dan orang lain telah meremehkan anda. Seolah-olah anda mengalami kesulitan, atau anda sesak nafas seolah-olah hampir meledak. Semua ini busa terjadi ketika anda menghadapi suatu problem. Akan tetapi jika anda berusaha melupakan hal yang bias membangkitkan amarah. Mengurangi marah dan mengurangi marah dan rasa sesak dan bertoleransi kecuali hal yang tidak patut ditoleransi. Pada saat itulah anda dapat menyelesaikan problem tanpa menggunakan kekerasan
Para sosiolog berpendapat bahwa tidak adanya toleransi terhadap diri sendiri maupun orang lain akan membuat persoalan menjadi sulit dan setelah marah mereda, kekerasan dan caci maki terhadap diri sendiri akan menjadi sebuah problem yang lebih besar dibandingkan dengan marahi itu sendiri. Berskap lapang dadalah terhadap diri sendiri dan orang lain dalam batas-batas wajar. Bila demikian anda dapat mengetahui perilaku anda sendiri yangtidak baik terhadap orang lain. Tinggalkanlah pikiran-pikiran negative yang merusak sebab hal itu tidak akan melahirkan apapun yang positif bahkan terkadang akhirnya bias membuat kita berani mengulang-ngulang perbuatan tersebut, yang mana jika kita akan membuat kita menjadi tertekan.
Jika anda bersikap toleran, berarti anda belajar untuk hidup damai dan tenang. Ingatlah bahwa kita semua adalah manusia dan kita semua berhak memperoleh maaf lanntaran keburukan yang kita lakukan terhadap orang lain.
Toleransi juga salah satu landasan yang dijadikan referensi kalangan muslim dalam menyelesaikan konflik. Karena norma-norma social yang sudah menjadi pegangan dunia Islam yang mereka sebut faham ahlusunnah wal jama’ah beberapa hal pokok norma social yang tercantum dalam ushul alkhomsah (lima pokok dasar) 1. Tawasuth (tidak memihak) 2. Tawazun (menjaga keseimbangan dan harmonisasi) 3. Tasamuh (toleransi) 4. I’tidal (adil). 5. Tasyawur (musyawarah). Kita sering mengalami perbedaan-perbedaan pendapat,paham atau pun yang lainnya dengan halayak public masyarakat umumnya baik individu dengan individu, kelompok dengan kelompok. Maupun individu dengan kelompok. Yang terkadang tidak jarang dapat menjadi factor penyebab konflik yang sarat dengan kekerasan. Dalam dunia Islam perbedaan pendapat ataupun yang lainnya dipahami sebagai realitas, karena hal itu dikenal dengan al-ikhtilaful rohmatun (perbedaan dalam masyarakat itu merupakan anugerah) tapi bukan berarti kita harus selalu bersebrangan pendapat atau berselisih. Dengan mengaplikasikan paham  al-ikhtilaful rohmatun (perbedaan itu rahmat). Kita harus memahami makna dari terminology ini sebagai bukti kesadaran kita terhadap nilai plurarisme dalam masyarakat sebagai kekayaan hidup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Lebih Dekat Masjid Sendok

Komunikasi Via Telepon

Gelar guru dan Mualim di tanah Citayam ditelan Zaman