Mengenal Lebih Dekat Masjid Sendok

 


 

Masjid yang berlokasi di Kampung Citayam RT 02 RW 02 Desa Ragajaya Desa Ragajaya Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor. Masjid Memiliki Nama Asli Masjid Annaja ini lebih dikenal dengan Nama Masjid sendok, Kenapa? Konon kabarnya, setelah beberapa kali mengalami renovasi bangunan. Dalam pengerjaan renovasi satu waktu masyarakat dan para tokoh agama dan tokoh masyarakat, sengaja membuat ornamen yang agak mirip dengan sendok pada saat ini ornament tersebut berada persis di atas kanopi menempel di dinding menyerupai benteng. Pada saat mulai masuknya transportasi umum angkutan perkotaan (angkot) Masjid ini menjadi titik pemberhentian penumpang yang nota bane-nya masyarakat sekitar yang menggunakan angkot tersebut. Dengan sebutan masjid mana? Masjid sendok. Ujar beberapa penumpang. Tetapi perlu diketahui bukan tanpa sebab ornamen masjid tersebut dibuat oleh masyarakat Citayam. Memang pada awal mulanya belum ada masjid Jamie sebesar itu di kampung Citayam pada Era 1800-an. Pada Era ini pengembangan dakwah syi'ar Islam dilakukan oleh seorang tokoh ulama karismatik yang Bernama Tubagus Guru H. Naimin. Pria berdarah Banten ini mengembangkan ajaran Islam.  Pada abad itu baru berdiri surau, langar, mushola. Beliau ulama yang kali pertama memimpin keagamaan di kampung Citayam. Singkat sejarah  Tubagus Guru H. Naimin intiqola ilaa rohmatillah. Setelah peninggalan almaghfurllah dakwah Islam dilanjutkan oleh Puteranya yang Bernama Tubagus Guru H. Mahmud bin Tubagus Guru H. Naimin. Dikabarkan di Dekade ini Masjid Annaja (Sendok) mulai didirikan di atas sebidang tanah yang diwakafkan oleh seorang muwakif yaitu, Bapak Toyib yang merupaka umpi kakek dari H. Abdul Basit yang merupakan Ketua DKM Masjid Annaja (Sendok) Saat ini. Serta dibantu pendanaanya oleh para aghnia saat itu yaitu, H. Idris bin H. Mummad Madung, H. Aba bin Mu'in dan H. Kosim. Pada dekade jejaring ulama yang sudah dibangun oleh Tubagus Guru H. Naimin tetap dilanjutkan oleh puteranya Tubagus Guru H. Mahmud dengan ulama Nusantara. Kalau Sebelumnya dengan  habib Utsman bin Yahya (mufti batawi) selanjutnya dengan habib 'Ali bin Abdurrahman alhabsyi kwitang, habib 'Ali bin Husen alathos (habib 'Ali Bungur) habib Umar bin Hud alathos. Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, habib Abdurrahman bin Muhammad bin AbdulQodir Assegaf (albusyro) dan masih banyak lainnya. tidak luput    peran bani 'alawi yang sangat besar ikut mewarnai dakwah Islam di Kampung Citayam. Nach! Ornament yang menyerupai sendok tersebut, mengekor kepada ornament masjid al-riyadh Kwitang yang memang merupaka jantung syiar agama Islam dan merupaka Islamic Center Indonesia (ICI) pada Era colonial hingga saat ini. Karena saking mahabbahnya kepada habib 'Ali bin Abdurrahman alhabsyi kwitang yang para 'ulama dan masyarakat kampung Citayam sedikit ingin menyerupai  panutannya. Tidak terputus sampai disini,  Tubagus Guru H. Mahmud pada saatnya intiqola ilaa rohmatillah. Lalu selanjutnya perjalan dakwah Islam dilanjutkan oleh K.H. Mualim Nashri bin H. Muhammad Madung. Ulama yang akrab dipanggil Mualim Nashri ini mulai melanjutkan dakwah Islam di Kampung Citayam Setelah beliau Kembali dari Pondok Pesantren Al Masturiyah Tipar Cisaat Sukabumi. Di bawah asuhan K.H. Ajengan Masturo dan Habib Syech bin Salim alathos. Berjalannya waktu tepat pada Tahun 2019 K.H. Mualim Nashri intiqola ilaa rohmatillah. Pada saat ini dakwah, syiar Islam di Masjid Sendok dilanjutkan oleh para murid muridnya. Yaitu, K.H. Drs Muhammad Ali (putera  K.H. Mualim Nashri), K.H. Mahfudzddin Noor, Lc (Cucu keponakan K.H. Mualim Nashri). Dan K.H. Manshuri Mahmud (putera Tubagus Guru H. Mahmud). Demikian mengenal dengan Masjid Sendok. Tulisan ini bukan lah merupakan satu satunya sumber sejarah. Tetapi masih perlu penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Wallahua'lam biishoab.

 

 

Penulis :

Mubarok aliZahir

Penggiat sosial budaya

(Pengurus PC LAKPESDAM NU KAB. BOGOR. hidmah 2020-2024)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komunikasi Via Telepon

Gelar guru dan Mualim di tanah Citayam ditelan Zaman