Asal Nama Gg H. Kosasih Tugu macan Kp. Bambon
Bambon adalah sebuah kampung yang terletak di wilayah Desa Ragajaya Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor Jawa Barat. meliputi RW 06 dan RW 07. Nama kampung bambon saat ini sudah tak asing bagi masyarakat yang berada di selatan Jakarta, Depok dan Bagian Utara Kabupaten Bogor dengan Icon Tugu Macan-nya yang sudah membumi dan mengudara. di Era digital saat ini. sebagai mesin pencari internet pun tak luput memiliki peran besar membawa sebuah nama daerah menjadi terkenal. dengan menggunakan google map, GPS. ditambah lagi penggunaan market place dan jasa ekspedisi. tentunya hampir di semua daerah di bumi Indonesia tercinta ini banyak yang menggunakan nama atau pun lainnya sebagai penanda sebuah lokasi atau titik koordinatnya. tak luput dengan Tugu Macan Kampung Bambon. di sana kurang lebih seratus meter dari Tugu Macan arah Duren Baru ada sebuah Gang yang bernama "Gg. H. Kosasih". bukan tanpa alasan masyarakat memberikan nama Gang tersebut. tentunya memiliki filosofi atau histori tersendiri. menarik tentunya. nama H. Kosasih digunakan sebagai nama sebuah Gang sebagai bentuk penghargaan kepada pemilik nama tersebut. tak ayalnya seperti nama-nama jalan nasional menggunakan nama-nama tokoh pejuang dan pahlawan. penasaran! nama H. Kosasih diambil dari nama seorang Tokoh Pemuka Agama di kampung Bambon Tersebut. memang Bambon saat ini bukan lagi Bambon pada Era Tahun 1960-an. Bambon saat ini sudah berubah signifikan perkembangan yang pesat menjadikan masyarakat Kampung Bambon menjadi masyarakat urban. tetapi tidak menghilangkan kultur adat budaya yang sudah ada. bagaimana mereka menghormati para pemuka agama. Pada Era Tahun 1960-an H. Kosasih merupakan seorang Tokoh pemuka agama Islam. Konon Kabarnya pria berdarah Banten yang akrab dipanggil Kotong/engkot memulai Dakwahnya dengan mengenalkan dan mengajarkan cara membaca al-Qur'an dan cara beribadah dan hukum hukumnya. selain itu beliau bertugas sebagai seorang amil sehingga selain bergelar Mualim beliau digelari panggilan amil. saat itu beliau belum melaksanaka rukun Islam yang ke lima. sehingga masyarakat sekitar mengenal beliau dengan laqob/panggilan Amil Engkot atau mualim Engkot. sebagai seorang pemuka agama tentunya tidak lah heran kalau beliau pada masanya memilik jejaring dalam menyiarkan dan memperdalam hasanah keilmuan agama. beliau bersahabat dan berguru kepada Tubagus Guru Mahmud bin Tubagus Guru H. Naimin, Mualim Bakri, Mualim H. Muhammad Nasri H. Idris (kakak dari Mualim Nasri) pemuka agama Citayam. selain itu juga beliau mengaji kepada K.H. Abul Karim (Guru Karim) Pondok Cina. beberapa beberapa habaib bersama Mualim H. Midi bin Namin, H. Nipan bin Namin, salah satunya adalah kepada Sayidil Walid Habib Abdurrahman Assegaf Jakarta. Rumah beliau juga sering disinggahi oleh beberapa para pengamal toriqot yang sedang lelaku/mengembara dari Cianjur, Garut dan juga Banten Tentunya. pada masanya H. Kosasih mendidik banyak masyarakat di kampung Bambon. sehingga mencetak beberapa tokoh agama, seperti Mualim H. Safri Ali, K.H. Muhammad Madjeh pada Tahun 1990-an H. Kosasih menunaikan Ibadah Haji ke Tanah Suci Makah. secara bersama-sama H. Kosasih terus menyiarkan dakwah di kampung Bambon dengan murid-muridnya yaitu Mualim H. Safri Ali, K.H. Muhammad Madjeh dll. sehingga pada akhirnya beliau berpindah ke rahmatuloh pada Tahun 2000-an. tulisan ini masih banyak kekurangan dan perlu penelitian lebih lanjut. semoga bermanfaat. wallohu'alam bishoab.
Penulis :
Mubarok aliZahir
Penggiat Budaya dan Sejarah
(Pengurus PC LAKPESDAM NU KAB. BOGOR)
Komentar
Posting Komentar