menyalin naskah dokumen


Menyalin Naskah Dokumen

Buka dokumen yang akan diterjemahkan. Pastikan posisi kursor ada di awal naskah
Buka MsWord dan buat naskah kosong. Langsung jalankan Wordfast (Alt+Panah Bawah. Naskah yang ada di PowerPoint akan ditarik ke MsWord dan langsung diterjemahkan. Setelah selesai diterjemahkan, naskah di dokumen PowerPoint akan secara otomatis berubah sesuai hasil terjemahan yang kita masukkan ketika pindah ke salindia (slide) berikutnya. Buka dokumen yang akan diterjemahkan. Pastikan posisi kursor ada di awal naskah Buka MsWord dan buat naskah kosong. Langsung jalankan Wordfast (Alt + PanahBawah) Naskah yang ada di Ms Excel akan ditarik ke MsWord dan langsung diterjemahkan selesai diterjemahkan, naskah di dokumen Excel akan secara otomatis berubah sesuai hasil terjemahan yang kita masukkan. Pada tahun 1994,
Saat penggarapan naskah sangat membutuhkan copy naskah-naskah tersebut yang menjadi koleksi dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Ketika menyampaikan maksud hendak memfotocopy naskah dimaksud, petugas perpustakaan menerangkan bahwa naskah-naskah tersebut sudah dimikrofilm dan hanya bisa direproduksi dengan cara diprintout dengan menggunakan alat Mikrofilm Reader Printer serta tidak bisa berwarna atau hitam putih saja, itupun harganya mahal. Sehubungan dengan kebutuhan akan gambar ilustrasi dan illuminasi (penerangan dengan warna keemas-emasan) yang  tertera pada naskah dimaksud dan kebetulan membawa serta kamera, selanjutnya kami meminta ijin untuk dapat melakukan sesi pemotretan; dengan ramah petugas menjelaskan tentang prosedur perijinan yang cukup berbelit berikut dengan disertai oleh biaya administrasi yang lumayan mahal, yaitu Rp. 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah) untuk satu kali “jepret” (eksposure).
Untuk biaya printout mikrofilm dengan dua rangkap (satu rangkap untuk pemesan, satu rangkap untuk perpustakaan) akhirnya kami dibebaskan dari biaya untuk pengambilan 16 kali sesi pemotretan.
Komputer sebagai Fasilitas Pendukung Sistem Kerja  Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penanganan sistem pendokumentasian dan penyebarluasan informasi dengan bantuan perangkat komputer, saat ini sudah merupakan satu sistem kerja yang efesien, akurat dan fleksibel.  Pendekatan konsep pelestarian khasanah pernaskahan nusantara, dikaitkan dengan kemampuan untuk berperan serta pada pemanfaatan teknologi informasi saat ini dengan menggunakan komputer (perangkat keras dan perangkat lunaknya), adalah satu hal mutlak yang dapat membantu seluruh aspek perencanaan, pengorganisasian, evaluasi, dan penanganan  atas permasalahan yang dihadapi selanjutnya. Sistem yang terencana dan terpadu merupakan tujuan dari sistem pendokumentasian dan penyebarluasan informasi tentang khazanah pernaskahan dan bukan merupakan suatu “tumpukan mekanisme” atau “sistem pengolahan data” semata. 
Berangkat dari pengertian sistem, mekanisme kerja, dan penyebarluasan informasi, maka sistem secara keseluruhan dapat diartikan sebagai cara pengorganisasian informasi yang bersumber dari dokumen naskah-naskah untuk penyebarluasan informasi kepada seluruh lapisan masyarakat di berbagai tempat di seluruh belahan dunia dengan sebaik-baiknya. Dalam sistem informasi sendiri terkandung suatu hubungan yang erat antara mekanisme kerja, materi informasi, dan tujuan informasi yang ditopangnya, karena bidang atau tingkat dari tujuan yang ditopangnya akan menentukan bentuk dari sistem informasi yang menopangnya. Peranan komputer menjadi lebih jelas bilamana melihat lebih jauh terhadap proses yang dilakukan, proses yang berulang-ulang menurut pola tertentu, juga perhitungan dan pengolahan data dari yang sederhana sampai dengan yang rumit.
 Dapat dibayangkan bilamana fungsi-fungsi tersebut dilakukan oleh manusia secara manual, yaitu: berupa pengolahan data secara konvensional, berapa banyak biaya dan waktu yang dibutuhkan. Peranan sistem informasi dengan bantuan perangkat komputer akan menjadikan sistem pendokumentasian, pengolahan data, dan penyediaan informasi menjadi lebih akurat, cepat, dan bersesuaian dengan materi serta mempunyai tingkat fleksibilitas yang  tinggi sesuai dengan laju kebutuhan atau satu sistem informasi yang terotomasi, khususnya untuk hal-hal yang sudah memiliki keteraturan yang jelas baik dilihat dari sisi data, maupun fungsi peruntukan selanjutnya.  Perangkat Keras  dan Perangkat Lunak Di antara sekian banyak peneliti naskah-naskah kuna, baik perorangan, staff lembaga penelitian, staff lembaga permuseuman, dan sebagainya, saat ini rata-rata memiliki hardware (komputer dan periferalnya) dengan konfigurasi yang bagus, namun tidak memiliki dan kurang mampu mengoperasikan software yang tepat sehingga pemanfaatannya menjadi kurang optimal.
Software atau Perangkat lunak merupakan otak dari teknologi informasi, secara umum terdiri dari dua jenis, yaitu: software siap pakai yang telah ada dipasaran dan software yang dibuat berdasarkan pemesan yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan (Tailor Made Software). Software yang ada di pasaran pada dasarnya sudah dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang berkecimpung dalam upaya penelitian, pendokumentasian, dan penyebar-luasan informasi materi yang terkandung dalam khazanah pernaskahan namun jika kita hanya mengandalkan satu jenis software tertentu, kita akan dibuat kaku dan harus menyesuaikan dengan sistem yang ada pada software tersebut.
Dari keterbatasan tersebut, maka kemampuan untuk mengoperasikan beberapa software yang berhubungan sekaligus dan atau Tailor Made Software yang dibuat berdasarkan kebutuhan (seperti halnya software untuk sistem katalog perpustakaan) merupakan suatu solusi yang terbaik, karena software yang satu bisa menutupi kelemahan software yang dalam menghadapi dan menangani permasalahan yang ada pada naskah-naskah beserta isi yang terkandung di dalamnya. Teknik Pendokumentasian dan Pengolahan Data Komputer saat ini, baik Personal Computer (PC) ataupun Note Book (Laptop) merupakan satu alat atau perlengkapan yang sudsah dimiliki oleh sebagian besar masyarakat di tanah air saat ini, khususnya masyarakat perkotaan yang terdiri dari kalangan pelajar, mahasiswa, tenaga pengajar, peneliti, dan sebagainya.
Pada kalangan tertentu, perangkat komputer tersebut dilengkapi pula oleh ketersediaan printer, scanner, dan kadang kamera digital dari berbagai type. Dengan adanya kondisi seperti tersebut, upaya pendokumentasian naskah sebenarnya sudah bisa dilakukan oleh semua kalangan peneliti naskah dan lapisan masyarakat yang peduli untuk terlibat dalam penyelamatan kekayaan budaya nusantara. Untuk kondisi kepemilikan komputer sederhana dengan pelengkap printer dan scanner, proses pendokumentasian sudah dapat dilakukan; yaitu dengan cara menscanning naskah yang utuh atau menscanning foto naskah dengan  menggunakan software pengolah gambar (image) yang tersedia di pasaran bebas seperti Standar Imaging Windows, ACDSee, Photo Canvas, Adobe Photoshop, Corel Photopaint, dan sebagainya untuk kemudian diolah/dimanipulasi dan disimpan dalam berbagai ekstension (BMP, JPEG, TIFF, GIF, PSD, WMF, dsb). Khusus bagi mereka yang telah melengkapi perangkat komputernya dengan kamera digital, proses pendokumentasian menjadi sangat mudah dan murah karena tidak perlu menyediakan film negatif dan proses cuci cetak di laboratorium photo serta tidak memerlukan proses scanning, karena pada kamera digital telah tersedia kartu memori dengan sistem simpan dan hapus (save and erase) serta bisa terhubung secara langsung ke perangkat komputer dengan menggunakan fasilitas Universal Serial Bus (USB) yang telah tersedia pada keduanya. Setelah proses pengolahan, baik berupa pendokumentasian ataupun perekayasaan teks dan image, sekumpulan data tersebut selanjutnya bisa dikemas dalam berbagai format dengan menggunakan software pengolah gambar, software pengolah kata (Microsoft Office), software khusus aplikasi grafis, software khusus multimedia (Adobe, Corel, Macromedia, dsb) sesuai dengan keperluan, baik untuk dijadikan sebagai media presentasi, sebagai CD Title yang bersifat interaktif, ataupun untuk pengembangan informasi selanjutnya melalui jaringan internet.  Berbeda dengan teknik mikrofilm, teknik reproduksi naskah-naskah yang telah didokumentasikan dengan bantuan teknik olah digital dengan seperangkat komputer sangatlah mudah; bisa dengan menyalinnya ke dalam berbagai media penyimpanan (storage media) seperti disket, harddisk, zip drive, CD, dan sebagainya.
Adapun apabila kita membutuhkan hard-copy atas naskah dimaksud, kita tinggal membuat print outnya dengan menggunakan printer biasa, baik grayscale (b/w) ataupun berwarna. Dengan pemanfaatan perangkat komputer dan periferalnya secara optimal untuk upaya pendokumentasian naskah-naskah Nusantara, maka kendala yang biasa dihadapi dengan menggunakan teknik mikrofilm seperti (1) tidak tersedianya peralatan di semua tempat, (2) kekurangan film, (3) biaya yang mahal, (4) tidak dapat melakukan penambahan catatan dan perekayasaan data, (5) tingkat kesukaran untuk melakukan perbandingan antara halaman yang satu dengan halaman yang lainnya, dan (6) kurangnya tenaga operator terlatih, menjadi  bisa teratasi.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Lebih Dekat Masjid Sendok

Komunikasi Via Telepon

Gelar guru dan Mualim di tanah Citayam ditelan Zaman